Rapat Dengan BI, Anis Byarwati Apresiasi Program SNAP

31-08-2021 / KOMISI XI
Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati. Foto: Mentari/Man

 

Anggota Komisi XI DPR RI Anis Byarwati menyampaikan apresiasi kepada Bank Indonesia (BI) atas inovasi yang terus digulirkannya. Pada  17 Agustus 2019, BI meluncurkan program QRIS yaitu kombinasi dari berbagai jenis QR Code dalam berbagai penyelenggaraan jasa sistem pembayaran. Hal tersebut membuat kegiatan jual beli digital dengan menggunakan QR Code menjadi lebih aman, cepat, serta mudah.

 

BI meluncurkan program inovasi baru yang bernama standarisasi open Application Programming Interfaces (API) Pembayaran (SNAP) antara bank dan fintech pada Agustus 2021. SNAP merupakan standar nasional protokol dan instruksi yang memfasilitasi interkoneksi antaraplikasi di proses transaksi pembayaran. Peluncuran SNAP bertujuan menciptakan industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif sehingga dapat menyediakan layanan sistem pembayaran kepada masyarakat yang efisien, aman dan andal.

 

Bersama dengan apresiasi tersebut, Anis mengajak kepada BI untuk memikirkan tantangan yang dihadapi di era digital ini. Ia menegaskan bahwa program SNAP yang dijalankan berbasis digital, membutuhkan ketersediaan perangkat dan infrastruktur digital yang mumpuni.  Sebagaimana diketahui bersama, Indonesia negeri yang terbentang sangat luas ini terdiri dari kepulauan yang sangat banyak.

 

“BI perlu mendalami dan mempersiapkan strategi yang dapat digunakan untuk menjangkau Indonesia yang sangat luas ini,” ujar Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI ini saat Rapat Dengar Pendapat Komisi XI DPR RI dengan Dewan Gubernur Bank Indonesia secara virtual, Senin (30/8/2021).

 

Selain itu, Anis juga menyoroti tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat yang masih rendah. Terutama untuk literasi digital yang menurut Anis harus benar-benar di tingkatkan dan diantisipasi. Hal lain yang diingatkan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengenai risiko siber dan proteksi data yang perlu benar-benar dijaga. “Bagaimana agar data itu menjadi data berdaulat yang terproteksi dan tidak mudah bocor,” kata Anis.

 

Ia juga menyampaikan perlunya kehati-hatian atas munculnya shadow banking (Lembaga-lembaga non bank yang melakukan aktivitas seperti bank) yang banyak bermunculan akhir-akhir ini. Oleh karenanya, BI didorong untuk melakukan pembenahan kebijakan untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan masyarakat sebagai nasabah. “Intinya, kita perlu memikirkan bagaimana agar program SNAP yang bagus ini, dapat diantisipasi dari sisi infrastruktur, gangguan risiko siber, shadow banking dan dukungan kebijakan,” pungkas Anis. (sf)

BERITA TERKAIT
Lonjakan Kenaikan PBB-P2 Dampak Pemangkasan DAU dan Tuntutan Kemandirian Fiskal
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Anggota Komisi XI DPR RI Amin Ak menyoroti lonjakan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2)...
Pidato Ambisius Presiden Harus Menjadi Nyata, Realistis, Terukur, dan Berpihak kepada Rakyat Kecil
18-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Jakarta - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan, pihaknya mendukung penuh target ekonomi Presiden Prabowo 2026...
Ekonomi Global Tak Menentu, Muhidin Optimistis Indonesia Kuat
15-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Makassar - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi global yang utamanya dipicu konflik di berbagai belahan dunia,...
BI Harus Gencar Sosialisasi Payment ID Demi Hindari Misinformasi Publik
14-08-2025 / KOMISI XI
PARLEMENTARIA, Balikpapan — Peluncuran Payment ID sebagai identitas tunggal transaksi digital terus disorot. Meskipun batal diluncurkan pada 17 Agustus 2025...